Rabu, 30 Juni 2010

Telpon tak Dikenal

Tadi saya terima telpon dari nomor tak dikenal yang kode wilayahnya Jakarta. Seperti kebiasaan saya klo mendapat telpon dari nomor yang tidak dikenal, saya terima tapi tanpa bicara. Tips ini saya dapatkan dari teman SMA saya, dia cerita klo dia di telpon orang tak dikenal atau orang yang dia ga mw bicara dengannya, dia tetap 'mengangkat' telponnya tanpa suara, jadi orang yang telpon nun jauh disana bingung nada sambung dah berhenti tapi qo ga ada suara. Dan teman saya biasanya mengejutkan si penelpon dengan bilang.."hayoo..dah masuk pulsa tw", baru ditutupnya. hehehe..jail juga ya..Walau saya memakai tipsnya, tapi saya tidak pake kejailannya. Sikap saya selanjutnya tergantung yang nelpon. Kalau dia bilang "halo" duluan, n terdengar suara wanita ya saya ladeni, klo suaranya laki-laki yang tidak dikenal saya taruh ja tu HP di meja sampe mati sendiri. Dan ternyata yang nelpon saya tadi tu wanita, dengan sikap biasa saya meladeni pembicaraannya.
Dia mengawali pembicaraannya dengan menanyakan apakah benar saya memegang kartu VISA. Jujur aja saya bilang, ya saya punya VISA (yang gabung sama kartu ATM Mandiri). Setelah itu dia mulai menjelaskan maksud dan tujuannya menelpon saya, yaitu untuk mempromosikan program kesehatan perusahaan asuransinya. Dari temanya saja saya sudah malas mendengarkannya, tapi demi menjaga sopan santun saya dengarkan juga penjelasannya dengan terkantuk-kantuk. Ga semua yang dia ucapkan saya dengar dengan jelas cz telinga saya tertutupi dua lapis kain, tapi saya meng"oh, begitu"kan aja, hehe..
Setelah dia merasa cukup memberikan penjelasan, akhirnya memberikan kesempatan saya berbicara n bertanya. Dengan halus saya menolak penawarannya, tapi dia tidak menyerah dia menanyakan alasannya kenapa saya menolak (sekalinya dia udah nyiapkan senjata untuk
'serangan balik' hehe..). Saya bilang aja klo saya ga bisa bayar preminya. Dia bilang klo preminya murah aja ko, lebih murah di banding asuransi lain yang premi untuk asuransi kesehatannya di atas 100rb n dia bilang polisnya fleksibel bisa cuma satu tahun saja, dst, dsb.. Saya iseng tanya, "klo dalam satu tahun itu kita ga sakit preminya kembali ga?" Dia bilang karna bla..bla..bla..intinya premi itu akan hangus. Saya kembali mengajukan penolakan secara halus, dan dia pun kembali bertanya (sepertinya sudah menghafalkan apa kira-kira pertanyaan calon pelanggan sekaligus jawabannya, hehe..). Jujur aja saya bilang kalau itu seperti judi, dan dia pun mengeluarkan segala amunisi untuk mengcounter tanggapan saya, saya pun dengan terkantuk-kantuk mendengarnya. Saat ada jeda, langsung aja saya bilang "gpp kan mba klo saya g ikut?" (dengan harapan dia segera menyudahi pembicaraan ini), eh dia masih aja punya sisa amunisi untuk membujuk saya mw ikut program kesehatannya. Akhirnya saya pake aja senjata pamungkas (agak sadis ni kayaknya), "maaf mba, wlo mba terus menjelaskan selama satu jam, saya tetap akan menolak" hehehe..
So, dia pun menutup pembicaraan dengan mengucapkan terima kasih.
Begitulah pengalaman saya semoga bisa diambil manfaat bagi orang yang ditelpon sales2 yang menjual sesuatu yang tidak kita inginkan. Klo ga ada waktu buat meladeni (atau ga ada niat buat iseng menghabiskan pulsa orang), langsung aja pake jurus pamungkas "maaf wlo menjelaskan sejelas dan selama apapun, saya tetap menolak" atau kata-kata semacam tu lah. hehe..
Ada yang punya senjata lain? silahkan di sharing ^^

1 komentar:

  1. wah...ana koq gak bisa to the point gitu yah? ana seringnya klo nolak pake bahasa yg tersirat, hehe....
    salut umm !!

    BalasHapus